Sabtu, 21 Mei 2016

Sucker Rod Pump - Wonocolo - Cepu

 PENDAHULUAN

Metoda pemakaian Pompa Angguk atau Sucker Rod Pump (SRP) digunakan apabila suatu sumur minyak sudah tidak dapat lagi mengangkat fluida dari dasar sumur ke atas permukaan secara sembur alam, atau dengan menggunakan metoda yang lain misalnya gas lift tidak memenuhi persyaratan.

Dalam hal ini yang demikian energi dari reservoir hanyalah digunakan  untuk mengalirkan  fluida dari reservoir ke lubang sumur dan permukaan cairan naik dalam lubang sumur tidak sampai permukaan, sehingga perlu dilakukan pengangkatan buatan (artificial lift).
Maka dengan demikian perlu dipikirkan untuk  mengeluarkan fluida sumur tersebut dengan menggunakan tenaga pengangkatan buatan ( artificial lift methods).
Metode Pengangkatan (Lifting Methods):
1. Natural Flow (Sembur Alam)
2.  Pengangkatan Buatan (Artificial Lift)
      a. Gas Lift  (Sembur Buatan)
      b. Pumping (Pompa)
 Adapun jenis pompa banyak macamnya  diantaranya adalah:
Ø      Sucker Rod Pumping (SRP)
Ø      Electric Submersible Pump (ESP)
Ø      Hydraulic Pump
Ø    Pogressive Cavity Pump (PCP)

Pompa Angguk atau Sucker rod pump adalah sistem pompa yang paling banyak digunakan didunia. Sekitar 90 % dari semua sumur  pompa (500.000) di USA menggunakan artificial lift, dan 85 % adalah SRP.


Keuntungan dan Kerugian Pompa Sucker Rod
Kelebihan Pompa Sucker Rod adalah :
1.      Tidak mudah rusak.
2.      Mudah diperbaiki di lapangan.
3.      Fleksibel terhadap laju produksi,  jenis fluida dan kecepatan bisa diatur.
4.      Keahlian orang di lapangan sangat baik.
5.      Dari jauh akan terlihat tidak ada gerakan kalau pompa mati.
6.      Harganya relatif murah.

Sedangkan kekurangan Pompa Sucker Rod adalah :
1.      Berat dan butuh tempat luas, transportasi sulit.
2.      Tidak baik untuk sumur miring / off shore.
3.      Butuh unit besar sekali untuk laju produksi besar dan sumur dalam.




I. SUCKER ROD PUMPING (SRP)

Pengoperasian  Pumping Unit  (Sucker Rod Pump)  merupakan salah satu teknik pengangkatan buatan yang digunakan untuk membantu  mengangkat minyak dari dasar sumur ke permukaan tanah sampai ke tanki penampungan.
         Prinsip kerja Pumping Unit yaitu mengubah gerak rotasi dari  Prime Mover menjadi gerak naik turun oleh sistem Pitman Crank Assembly, kemudian gerak naik turun ini melalui walking  beam di teruskan ke Horse Head di jadikan gerak lurus naik turun  (Up Stroke dan Down Stroke) untuk  menggerakan plunger  pompa melalui rangkaian rod (rod string).
Dengan demikian minyak terpompa dari dasar sumur ke permukaan.
Peralatan sucker rod pumping terdiri dari :
  1. Peralatan diatas permukaan yang ( Pumping Unit ) secara garis besar terdiri:
    1. Prime mover (mesin penggerak)
    2. Gear reducer
    3. Beam pumping
  2. Peralatan bawah permukaan,  terdiri:
    1. Pipa tubing
    2. Rod string (rangkaian  rod)
    3. Pompa (Sub surface pump) 

2.  BEAM TYPE PUMPING UNIT

Beam Type Pumping Unit atau Sucker Rod Pump merupakan salah satu metode pengangkatan buatan (artificial lift) yang telah digunakan secara meluas pada lapangan minyak. Peralatan ini yang dapat memberikan gerakan turun naik (reciprocating motion) kepada rod string yang dihubungkan ke positive displacement pump dalam sumur minyak.
Perbaikan dari metoda ini, seperti yang dapat dilihat keadaan  sekarang, terus dilakukan oleh para ahli agar ia bisa lebih efisien .
Perbaikan dilakukan pada seluruh bahagian Bearn Pumping Unit terutama pada heavy duty speed reducer.
2.1.        MACAM-MACAM BEAM TYPE PUMPING UNIT.
Menurut standar American Petroleum Institue (API).  Pumping Unit dapat dibedakan ada tiga macam sbb:
a.    Standard atau Conventional Type.
Pada tipe ini samson post menopang walking beam pada bahagian tengah.  Pumping Unit tipe ini paling banyak dipakai pada industri perminyakan dan tersedia dalam bermacam-macam ukuran (ada yang mencapai 100 Horse Power).
Conventional type ini ada 2 (dua) bagian:
1.    Crank Counter Balance System; dimana counter weight dipasang pada crank.
2.    Beam Counter Balance System; dimana balancing load ( counter weight ) dipasang pada walking beam.


b.  Low Torque Unit ( Mark II unitorque pumping unit )
Pada tipe ini, samson post menopang walking beam pada bahagian ujung belakang.  Pada ukuran kerangka yang sama, biasanya unit ini membutuhkan Horse Power yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan conventional type.
Ia banyak dipakai untuk sumur-sumur minyak yang dalam dan produksi besar.  Ukuran yang tersedia tidak bervariasi banyak dengan terbesar sampai mencapai 125 Horse Power.


                   

c. Air Balance Unit
Pada tipe ini tabung udara yang bertekanan digunakan sebagai pengganti counter weight.  Pumping Unit ini lebih kecil dan ringan dari tipe unit yang lain dan diperlengkapi dengan air compressor.  Ukuran yang dibuat terbatas, tetapi ada yang mencapai 150 Horse Power.

Disain di atas diperlukan agar polished rod tetap dapat bergerak naik turun secara vertical tanpa ada gesekan yang besar dalam stuffing  box.
     Walking beam ditopang oleh samson Post di dekat titik beratnya. Gerakan mesin yang diberikan oleh crank diteruskan ke walking beam melalui Pitman.
Panjang langkah polished rod (PRSL = Polished Rod Stroke Lenght) di tentukan oleh jarak dari pitman bearing ke crank shaff .
Umumnya ada 3 (tiga) posisi atau lebih untuk mengatur PRSL tsb.
Counter balance (counter weight) sebagai penyeimbang beban saat naik dan saat turun.
Pada saat ke bawah tidak ada beban cairan, pumping unit dibebani oleh counter balance. Sehingga pada waktu upstroke maupun down stroke beban pada pumping unit harus tetap (balance).
Bila beban ke atas dan ke bawah ini tidak balance, maka pumping unit  dan mesin penggerak akan cepat rusak.

TBBM Ujung Berung Terapkan New Gantry System

Bandung --- PT Pertamina Patra Niaga bersama PT Pertamina (Persero) meresmikan New Gantry System (NGS) Terminal Bandung Group di Ujung Berung, Bandung (3/10).   Peresmian dilakukan oleh Direktur Pemasaran & Niaga PT Pertamina (Persero) Hanung Budya, didampingi  General Manager Marketing Operation Region III PT Pertamina (Persero) Afandi, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Ferdy Novianto, serta jajaran Pemerintah Kota Bandung.
Keunggulan utama dari implementasi New Gantry System atau NGS di TBBM Bandung Group meliputi penggunaan teknologi modern, dapat melayani untuk multiproduk dan pemberian layanan yang lebih cepat kepada konsumen. Secara tata letak, NGS TBBM Bandung Group, Ujung Berung juga lebih kompak dibandingkan dengan system yang ada sebelumnya yang semula terdiri dari 2 filling line, kini menjadi 1filling line dan dilengkapi dengan implementasi pipa yang dibangun dengan ketinggian 5 meter di atas tanah.
Penggunaan NGS ini termasuk upaya modernisasi fasilitas pendistribusian BBM untuk memberikan layanan yang lebih baik dan cepat. Sebagai perbandingan, gantry system yang sebelumnya hanya mampu melakukan pengisian satu produk sehingga memerlukan 14 pulau pompa untuk melakukan pengisian ke mobil tangki. Sementara gantry system yang baru bersifat multiproduk sehingga cukup dengan 3 pulau pompa.
Proses blending produk untuk penyaluran Biosolar pada gantry baru juga sudah dilakukan secara inline blending sehingga memerlukan waktu yang lebih cepat.  Kecepatan pengisian ke mobil tangki yang sebelumnya 900 liter per menit menjadi 2.200 liter per menit.



NGS juga dilengkapi dengan Vapour Discharge, yaitu sistem untuk mengalihkan buangan uap yang timbul pada saat proses pengisian ke mobil tangki. Perangkat ini juga segera dilengkapi dengan Vapour Recovery Unit, yaitu sistem untuk menapung uap yang timbul selama proses pengisian ke mobil tangki berlangsung, sehingga uap tersebut tidak langsung terbuang ke udara bebas.
Penggunaan NGS dilakukan di TBBM Bandung Group, Ujung Berung mengingat vitalnya peran TBBM ini, yaitu mendistribusikan BBM untuk masyarakat dan konsumen industri di wilayah Kotamadya Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Garut, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Kabupaten Purwakarta, hingga Kabupaten Cianjur.
Pertamina Patra Niaga sebagai pengelola distribusi BBM optimis dapat memberikan pelayanan yang lebih optimal kepada masyarakat dengan adanya new gantry system.

Source : http://www.pertaminapatraniaga.com

Operasional Patra Niaga

Anak perusahaan Pertamina di bidang pendistribusian BBM, PT Pertamina Patra Niaga (PPN), melakukan program modernisasi sistem pendistribusian di sejumlah terminal BBM dengan mengimplementasikan New Gantry System. Terminal BBM di Perak, Surabaya, kini sudah menerapkan sistem ini.

Direktur Operasional Patra Niaga, Gema Iriandus Pahalawan mengatakan, saat ini sudah ada tiga dari 24 terminal bahan bakar minyak (TBBM) yang melakukan modernisasi dengan menerapkan new gantry system (NGS). Selain TBBM Perak, baru instalasi di Plumpang, Jakarta dan Ujung Berung, Bandung, yang sudah memiliki sistem ini.
“Tetapi modernisasi terus kita lakukan secara bertahap. Dalam waktu dekat, ada beberapa terminal lagi yang menerapkan sistem serupa, seperti di Palembang, Banten, Yogyakarta, Medan, Lampung, dan Semarang,” ujar Gema, ditemui di sela-sela acara penyerahan bantuan dana pendidikan kepada 120 putra-putri awak mobil tangki di TBBM Perak, pekan lalu.
Gema mengatakan, penggunaan NGS akan lebih meningkatkan pelayanan di TBBM, seperti tingkat keamanan lebih terjamin, ketepatan dalam pengisian mobil tangki dan waktu pengisian tangki lebih cepat.
Ia menguraikan, dengan sistem yang lama, setiap menit kecepatan pendistribusian di terminal sekitar 900 liter BBM. “Dengan NGS bisa mencapai 2.200 liter per menit dan tingkat ketepatannya lebih tinggi,” tambah dia.
Sistem pendistribusian NGS dilengkapi Vapour Discharge, yaitu sistem untuk mengalihkan buangan uap yang timbul pada saat proses pengisian ke mobil tangki. Perangkat ini pun juga segera dilengkapi dengan Vapour Recovery Unit, yang mampu menampung uap yang timbul selama proses pengisian ke mobil tangki berlangsung, sehingga uap tersebut tidak langsung terbuang ke udara bebas.
Sistem lama, hanya mampu melakukan pengisian satu produk, sehingga memerlukan 14 pulau pompa untuk melakukan pengisian ke mobil tangki. Dengan NGS, pengisian bersifat multiproduk, sehingga cukup dengan 3 pulau pompa.
Menurut Gema, terminal pendistribusian merupakan salah satu aset Pertamina yang mutlak  menerapkan modernisasi peralatan secara kontinyu.




"Modernisasi peralatan ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan, karena kecepatan distribusi BBM sangat berpengaruh pada lancarnya pelayanan di tingkat SPBU," ujar Gema.
Hingga September 2014, Gema menyebut, pihaknya telah menjalankan penugasan dari Pertamina untuk mendistribusikan lebih kurang 19,8 juta kiloliter BBM, dari sekitar 25 juta kiloliter yang ditargetkan hingga akhir tahun.
"Saat ini, kami mengoperasikan lebih kurang 1.500 armada truk tangki untuk pendistribusian BBM dengan jumlah awak mobil sekitar 5.400 orang, yang bertugas secara bergiliran selama 24 jam," ujarnya.
Patra Niaga sendiri menyadari bahwa awak mobil tangki, sebagai ujung tombak pendistribusian BBM, adalah objek vital nasional.
Tak mengherankan, salah satu tradisi kegiatan corporate social responsibility (CSR) dari Patra Niaga adalah menyantuni anak-anak awak mobil tangki yang berprestasi di bidang akademik.

Source : surabaya.tribunnews.com

Jumat, 20 Mei 2016

Data Singkat

Nama saya Dicky Pratama Syarief dan saya sangat mementingkan sopan santun, sikap, disiplin, kenyamanan dalam bekerja dan pertemanan.


Saya merupakan anak pertama dari 3 besaudara dan sangat ambisius apa yang saya kejar, saya lahir dan dibesarkan di medan, kuliah di jogjakarta dan bekerja di jakarta. Lebih tepat nya saya bekerja untuk PT. Cipta Persada Anugerah Nusantara (TAC) - PT. Pertamina.

Contact Person : 0878-6708-4411
Facebook : https://www.facebook.com/dicky.dpapahhodonkerzlambzinkzee
Instagram : dp.syarief
E-mail : dickypratama4@yahoo.com

Best Regards

-Dicky Pratama Syarief-